Balai Inspirasi

Cari Inspirasi

Minggu, 17 Juli 2011

TEORI PERKEMBANGAN EVALUASI


TEORI PERKEMBANGAN EVALUASI

A. PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN

Rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan islam adalah evaluasi atau penilaian. berhasil atau tidaknya pendidikan islam dalam mencapai tujuannya dapat di lihat setelah di lakukannya evaluasi. Jika hasilnya sesuai dengan apa yang telah di gariskan dalam tujuan pendidikan islam maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil, tetapi jika sebaliknya maka di nilai gagal.

Evaluasi menurut Edwind Wand dan Gerald W. Brown adalah ‘’ The act or process to determiting the value of something ‘’ penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Evaluasi pendidikan islam dapat di beri batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam proses pendidikan islam. Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan islam kepada peserta didik. Sedangkan dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan islam (dengan seluruh komponen yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang di cita-citakan.

B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan islam secara rasio-filosofis bertujuan untuk membentuk al-insan al-kamil atau manusia sempurna. Dari konsep ini, pendidikan islam di arahkan pada dua dimensi dialektikal horizontal dan dimensi ketundukan vertical.

Pada dimensi dialektikal horizontal, pendidikan hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan konkret yang terkait tentang diri, sesama manusia, dan alam semesta. Untuk itu, akumulasi berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental merupakan bekal utama dalam hubungannya dengan pemahaman tentang kehidupan konkret tersebut. Dan dimensi yang ke dua dengan pelaksanaan ibadah dalam arti seluas-luasnya merupakan sarana yang dapat mengantarkan manusia kearah penundukan vertical kepada Allah SWT.

Fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Disamping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya.[1]

Secara umum, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam di arahkan kepada dua dimensi di atas. Yaitu horizontal dan vertical.

Secara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan islam adalah untuk mengetahui kadar pemilikan dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Dan juga evaluasi betujuan untuk mengetahui siapa di antara peserta didik yang cerdas dan yang lemah. Yang lemah di beri perhatian khusus agar ia bisa mengejar dan memenuhi kekurangannya, dan yang cerdas terus di motifasi agar iya meningkatkan kemampuannya ke arah yang lebih baik lagi.

Secara umum, ada empat fungsi evaluasi dalam pendidikan islam.

v Dari segi pendidikan, evaluasi berfungsi untuk membantu seorang pendidik mengetahui sudah sejauh manah hyasil yang di capai dalam pelaksanan tugasnya.

v Dari segi peserta didik, evaluasi berfungsi membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar kea rah yang lebih baik.

v Dari segi ahli pikir pendidikan islam, evaluasi berfungsi untuk membantu para pemikir pendidikan islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan islam dan membantu mereka dalam meremuskan kembali teori-teori pendidikan islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.

v Dari segi politik pengambilan kebijakan pendidikan islam, evaluasi berfungsi intuk membantu mereka dalam membenahi system pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan di terapkan dalam system pendidikan nasional (islam).

Semua fungsi atau kegunaan tersebut di maksudkan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan pendidikan islam dalam berbagai aspek dalam rangka peningkatan kualitasnya di masa depan.

C. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan islam perlu di pegang beberapa prinsip, yaitu mengacu kepada tujuan, evaluasi di laksanakan secara objektif, evaluasi bersifat komprehensif dan evaluasi di lakukan secara terus-menerus.

1. Evaluasi Mengacu Pada Tujuan

Setiap aktivitas manusia sudah tentu mempunyai tujuan tertentu, karena aktifitas yang tidak mempunyai tujuan berarti aktifitas/pekerjaan yang sia-sia. Nabi SAW menganjurkan kepada umatnya agar meninggalkan aktivitas yang sia-sia.

Agar evaluasi sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan maka evaluasi juga perlu mengacu kepada tujuan. Tujuan sebagai acuan ini harus di rumuskan terlebih dahulu, sehingga dengan jelas menggambarkan apa yang hendak di capai.

2. Evaluasi Dilaksanakan Secara Objektif

Objektif dalam arti bahwa evaluasi tersebut di laksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan data dan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh di pengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Seperti karena kebencian menjadi ketidakobjektifan evaluasi yang di lakukan.

Objektif dalam evaluasi antara lain di tunjukkan dalam sikap-sikap evaluator sebagai berikut.

o Sikap ash-shidqah, yakni berlaku benar dan jujur dalam mengadakan evaluasi. Sebaliknya tidak bersikap dusta dan curang. Sebagaimana dalam firmannya Allah SWT pada ( QS. At-Taubah 9: 119)

o Sikap amanah, yakni suatu sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam menjalankan sesuatu yang di percayakan kepadanya.sebaliknya tidak bersikap khianat. Sebagaimana hadis nabi: “ tunaikanlah amanah itu kepada orang yang mempercayakan kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianati engkau”

o Sikap rahmah dan ta’awun, yakni sikap kasih saying terhadap sesame dan sikap saling tolong-menolong menuju kebaikan. Sikap ini harus di miliki oleh evaluator sebagaimana firman Allah: “ mereka saling berpesan dengan kesabaran, mereka saling berpesan dengan kasih sayang.” (QS. Al-Balad 9 : 17) dan “Hendaklah kalian saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa” (QS.AL-Maidah 15: 2 )

3. Evaluasi Harus Dilakukan Secara Komprehensif

Hal ini berarti bahwa evaluasi harus di lakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai aspek kehidupan peserta didik, baik menyangkut iman, ilmu, maupun amalnya. Ini dilakukan karena umat islam memang di perintahkan untuk mempelajari, memahami, serta mengamalkan islam secara menyeluruh. Sebagaimana firmannya (QS. Al-Baqarah 2 : 208). Dan juga meliputi kepribadian: ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusam. Kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya, bila di perlukan, masing-masing bidang di berikan penilaian secara khusus, sehingga peserta didik mengetahui kelebihannya di banding dengan teman-temannya.

4. Evaluasi Harus Dilakukan Secara Continue ( terus menerus)

Evaluasi tak hanya di lakukan setahun sekali atu persemester, tetapi di lakukan secara terus menerus, mulai dari proses belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan peserta didiknya, hingga peserta didiknya itu tamat dari lembaga sekolah.

Prinsip keempat ini selaras dengan ajaran istiqamah dalam islam, bahwa setiap umat islam hendaknya tetap tegak beriman kepada Allah, yang di wujudkan dengan senantiasa mempelajari islam, mengamalkan, serta tetap membela tegaknya agama islam.

D. JENIS-JENIS EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Jenis-jenis evaluasi yang di terapkan dalam pendidikan islam ada empat macam, yaitu:

· Evaluasi Formatif, Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang di capai peserta didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang study tertentu.

· Evaluasi Sumatif, Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, satu semester atau akhir tahun untuk menentukan jenjang selanjutnya.

· Evaluasi Penempatan, Evaluasi yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar untuk kepentingan penempatan jurusan atau fakultas yang di inginkan.

· Evaluasi Diagnosis, Evaluasi terhadap hasil penganalisan tentang keadaan belajar peserta didik. Baik merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang di temui dalam situasi belajar mengajar.

E. SYARAT-SYARAT EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Syarat-syarat yang dapat di penuhi dalam proses evaluasi pendidikan islam adalah:

ü validity. Tes harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diinginkan dan di selidiki, sehingga tidak hanya mencangkup satu bidang saja. Soal-soal tes harus memberikan gambaran keseluruhan dan kesanggupan anak mengenai bidang tersebut.

ü Realiable. Tes yang dapat di percaya yang memberikan keterangan tentang kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya.

ü Efesiensi. Tes yang mudah dalam administrasi, penilaian, dan interprestasinya. Allah SWT. berfirman: “ Maka dia akan dievaluasi dengan pengevaluasian yang mudah” (QS. Al-insyiqaq:8)

F. SIFAT, MACAM-MACAM, DAN TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM.

Sifat-sifat evaluasi yang dapat di terapkan dalam pendidikan islam adalah sebagai berikut

(1) kuantitatif, hasil evaluasi yang di berikan skor atau nilai dalam bentuk angka. misalnya 50,79, dan 100.

(2) kualitatif, yang hasil evaluasi di berikan dalam bentuk pernyataan verbal, misalnya memuaskan, baik, cukup dan kurang.

Sedang macam-macam evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan islam adalah

1. Tes tertulis (written test)

2. Tes lisan ( oral tes)

3. Perbuatan (performance test).

Teknik yang di gunakan dalam evaluasi pendidikan islam adalah

1. Teknik tes, yaitu teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik, meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajar. Teknik ini terdiri atas

· uraian (essay test), baik uraian bebas maupun terbatas.

· objektif tes, dalam bentuk betul salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching), isian (complation) , dan jawaban singkat (short answer).

2. Nontes, yaitu teknik untuk menilai karakteristik lainnya, misalnya minat, sikap, dan kepribadian siswa. Teknik ini meliputi observasi terkontrol, wawancara.


[1] Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, (Bandung: Alumni, 1982), h. 106-107

Tidak ada komentar:

Posting Komentar